Harimau Bali ( Panthera tigris balica ) hidup dalam dua dunia: dunia legenda yang diwariskan dari generasi ke generasi di Pulau Dewata, dan kenyataan pahit kepunahan yang menghantui sejarah konservasi. Dalam mitos dan cerita rakyat Bali, harimau seringkali digambarkan sebagai penjaga hutan, simbol kekuatan, dan bahkan memiliki kaitan spiritual dengan alam. Kisah-kisah tentang keberanian dan keagungannya masih melekat kuat dalam ingatan kolektif masyarakat Bali.
Namun, kenyataan berkata lain. Subspesies harimau endemik ini telah dinyatakan punah sejak pertengahan abad ke-20. Jejak fisiknya lenyap dari hutan-hutan Bali akibat perburuan liar yang tak terkendali dan hilangnya habitat yang semakin menyempit karena alih fungsi lahan. Ironisnya, makhluk yang begitu diagungkan dalam legenda justru tak mampu bertahan dari tekanan aktivitas manusia.
Kepunahan Harimau Bali adalah tragedi yang menyisakan pelajaran penting. Ini adalah pengingat bahwa kekaguman dalam legenda tidak cukup untuk melindungi spesies dari ancaman nyata. Dibutuhkan tindakan nyata dan kesadaran kolektif untuk memastikan bahwa spesies lain yang saat ini terancam tidak mengalami nasib serupa.
Meskipun Harimau Bali telah tiada, warisannya tetap hidup dalam seni, budaya, dan ingatan masyarakat Bali. Motif harimau masih sering dijumpai dalam ukiran, lukisan, dan kain tradisional. Kisah-kisahnya terus diceritakan, menjadi pengingat akan keindahan alam yang pernah ada dan pentingnya menjaganya.
Kisah Harimau Bali adalah perpaduan antara keagungan dalam legenda dan kepedihan kenyataan kepunahan. Ini adalah panggilan bagi kita untuk belajar dari masa lalu, menghargai setiap spesies yang ada, dan bertindak aktif dalam upaya konservasi demi mencegah jejak spesies lain ikut menghilang dari bumi ini.
Kisah kepunahan Harimau Bali juga menyoroti pentingnya pemahaman yang akurat tentang status konservasi suatu spesies. Terkadang, keindahan dalam legenda atau kehadirannya dalam budaya dapat memberikan ilusi bahwa suatu spesies masih lestari di alam liar. Padahal, kenyataannya bisa sangat berbeda. Oleh karena itu, penelitian ilmiah dan pemantauan populasi yang cermat sangat diperlukan sebagai landasan upaya konservasi yang efektif. Mari kita pastikan bahwa kekaguman kita terhadap alam diiringi dengan tindakan nyata untuk pelestariannya.