Masyarakat Bali diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap modus penipuan yang semakin marak melalui aplikasi pesan instan WhatsApp (WA). Baru-baru ini, oknum tidak bertanggung jawab terpantau mencatut nama Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, Dewa Made Indra, untuk melancarkan aksinya. Masyarakat diminta jangan mudah percaya apabila menerima pesan mencurigakan dari nomor yang mengatasnamakan pejabat tinggi tersebut.
Modus penipuan ini terungkap setelah adanya laporan mengenai penggunaan nomor WA palsu dengan foto profil dan identitas atas nama Sekda Dewa Made Indra. Nomor WA yang digunakan pelaku adalah +62 895 2867 0787. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Bali, Gede Pramana, dengan tegas mengonfirmasi bahwa nomor tersebut bukanlah nomor WA resmi yang digunakan oleh Sekda Dewa Made Indra sehari-hari.
Sekda Dewa Made Indra sendiri juga telah memastikan bahwa ia tidak pernah mengganti nomor WA pribadinya. Beliau mengimbau masyarakat, terutama yang memiliki relasi kerja secara kedinasan, untuk selalu melakukan konfirmasi kebenaran informasi apabila menerima pesan WA yang mencurigakan dari nomor yang tidak dikenal, meskipun menggunakan foto profil dirinya.
Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai korban penipuan yang berhasil ditipu melalui modus pencatutan nama Sekda Bali ini. Namun, pihak Dinas Kominfo Bali terus mengingatkan masyarakat untuk selalu berhati-hati dan tidak terburu-buru dalam menanggapi pesan-pesan yang tidak jelas sumbernya, apalagi yang berkaitan dengan permintaan uang atau informasi pribadi yang sensitif.
Modus penipuan dengan mencatut nama pejabat publik melalui WA bukanlah hal baru. Para pelaku biasanya menggunakan berbagai alasan untuk meyakinkan korban, mulai dari meminta bantuan dana, menawarkan proyek, hingga menginformasikan adanya hadiah atau bantuan tertentu. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu bersikap kritis dan tidak mudah percaya denganRayuan dan iming-iming yang diberikan.
Jika menerima pesan WA yang mencatut nama Sekda Bali atau pejabat lainnya dan terasa mencurigakan, langkah terbaik adalah dengan tidak menanggapinya dan segera melakukan konfirmasi kebenarannya kepada pihak terkait atau instansi resmi. Dengan meningkatkan kewaspadaan, diharapkan masyarakat Bali dapat terhindar dari menjadi korban penipuan online.