Dalam shalat Tarawih, tidak ada surah wajib yang harus dibaca selain Surah Al-Fatihah. Ini adalah bentuk kemudahan dalam syariat Islam, yang menunjukkan bahwa esensi ibadah lebih ditekankan pada kekhusyukan dan niat tulus, daripada hafalan spesifik. Pemahaman ini penting agar umat Muslim tidak merasa terbebani dan dapat melaksanakan Tarawih dengan nyaman, terutama di Bulan Ramadan yang penuh berkah.
Setiap rakaat shalat memang harus diawali dengan Surah Al-Fatihah, karena ini adalah rukun salat yang mutlak. Namun, setelah Al-Fatihah, makmum dan imam bebas memilih surah atau ayat Al-Qur’an mana pun yang mereka hafal atau ingin baca. Tidak ada surah wajib tertentu yang harus dibaca, seperti Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau An-Nas, yang harus diulang-ulang.
Kualitas daripada kuantitas menjadi prinsip utama di sini. Lebih baik membaca surah pendek namun dengan tartil, khusyuk, dan memahami maknanya, daripada membaca surah panjang namun tergesa-gesa atau tanpa penghayatan. Ini membantu meningkatkan keimanan dan ketakwaan, karena hati lebih terhubung dengan firman Allah SWT.
Meskipun di beberapa masjid dianjurkan mengkhatamkan Al-Qur’an selama Tarawih, hal ini dilakukan oleh imam dengan membaca ayat-ayat secara berurutan, bukan karena ada surah wajib tertentu. Jamaah cukup mendengarkan dan meresapi bacaan imam, tanpa harus menghafal surah-surah panjang di setiap rakaat, yang akan menjadi beban bagi mereka.
Sifatnya fleksibel ini juga berlaku jika seseorang berhalangan ke masjid dan melaksanakan Tarawih sendirian di rumah. Ia dapat membaca surah atau ayat apa pun yang ia kuasai setelah Al-Fatihah. Tidak ada larangan untuk membaca surah pendek, bahkan jika hanya mengulang surah yang sama di setiap rakaat.
Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dalam hal ini. Keduanya tidak memiliki surah wajib selain Al-Fatihah. Ini menunjukkan bahwa kesempatan untuk meraih Pahala Berlipat ganda di Bulan Ramadan terbuka lebar bagi semua, tanpa dibatasi oleh hafalan Al-Qur’an yang banyak atau kemampuan membaca surah-surah tertentu secara hafalan.
Waktu pelaksanaan Tarawih yang setelah Isya hingga menjelang Subuh juga mendukung fleksibilitas ini. Dengan tidak adanya surah wajib, setiap Muslim dapat menyesuaikan panjang bacaan sesuai dengan waktu yang tersedia dan kemampuan mereka untuk menghidupkan malam Ramadan, sehingga ibadah tetap bisa dilakukan dengan nyaman.
Pada akhirnya, tidak ada surah wajib dalam shalat Tarawih selain Al-Fatihah. Ini adalah bentuk kemudahan dan rahmat dari Allah SWT. Mari kita manfaatkan fleksibilitas ini untuk fokus pada khusyuk dan penghayatan, sehingga setiap rakaat Tarawih yang kita laksanakan di Bulan Ramadan membawa berkah dan ampunan yang berlimpah dari-Nya.