Kuntilanak, hantu perempuan berambut panjang dan berbaju putih, adalah salah satu figur horor paling populer di Asia Tenggara. Namun, di balik seramnya mitos, tersimpan legenda lokal yang mengklaim mengetahui asal-usulnya. Sebuah desa terpencil di Jawa dipercaya menyimpan makam keramat yang disebut-sebut sebagai tempat kelahiran Kuntilanak Pertama. Pencarian terhadap makam ini menarik perhatian para peneliti urban legend dan penggemar kisah seram.
Menurut cerita rakyat setempat yang diwariskan turun-temurun, kuntilanak bukanlah entitas hantu biasa, melainkan arwah seorang perempuan bangsawan yang meninggal secara tragis saat melahirkan. Kematian yang tidak wajar dan dipenuhi penderitaan inilah yang membuat arwahnya gentayangan. Kisah pilu ini menjadi fondasi narasi mengapa sosok hantu ini selalu dikaitkan dengan kematian saat bersalin.
Makam yang diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir sosok perempuan tersebut kini menjadi tempat yang dihindari oleh warga lokal saat malam hari. Lokasinya yang terpencil dan dipenuhi pohon-pohon tua menambah aura mistis. Beberapa ritual kecil masih dilakukan di area sekitar makam, menunjukkan kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap sejarah Kuntilanak Pertama ini.
Para sejarawan lokal berpendapat bahwa legenda ini mungkin berakar dari cerita-cerita kolonial atau kisah kerajaan yang termarjinalkan. Mitos ini berfungsi sebagai alat kontrol sosial, terutama untuk memberikan penghormatan lebih kepada perempuan yang meninggal dalam kondisi tragis. Melalui kisah horor, masyarakat secara tidak langsung menyalurkan rasa takut dan empati mereka.
Meski keaslian sejarahnya sulit dibuktikan secara ilmiah, pengaruh kisah Kuntilanak Pertama ini sangat besar dalam budaya pop. Sosoknya telah diadaptasi dalam berbagai film, buku, dan game, menjadikannya ikon horor yang melintasi batas negara. Popularitas ini menunjukkan daya tarik abadi dari cerita rakyat yang menggabungkan kesedihan dan kengerian.
Para pemburu fenomena spiritual sering mengunjungi lokasi makam tersebut untuk melakukan uji nyali atau penelitian. Mereka berharap dapat menangkap bukti fisik atau suara yang menguatkan legenda ini. Meskipun banyak klaim ditemukannya penampakan, makam tersebut tetap menjadi misteri yang menunggu untuk diungkap kebenarannya, atau sekadar dinikmati sebagai cerita.
Penting untuk dicatat bahwa legenda Kuntilanak Pertama ini memiliki variasi di berbagai daerah. Di Malaysia dan Singapura, ia disebut Pontianak, dengan kisah asal-usul yang sedikit berbeda namun tetap berpusat pada kematian wanita hamil. Perbedaan nama ini menunjukkan bagaimana mitos dapat bermigrasi dan beradaptasi sesuai konteks budaya setempat.
Pada akhirnya, makam yang dipercaya sebagai tempat lahirnya kuntilanak ini adalah pengingat akan kekayaan folklor Nusantara. Terlepas dari kebenarannya, kisah ini telah berhasil membentuk imajinasi kolektif tentang horor dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya kita. Legenda ini akan terus diceritakan, menakuti dan memikat generasi-generasi mendatang.